A. Latar Belakang
Pendidikan
merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikansangat
berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran
normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang
pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi
penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Reformasi pendidikan merupakan respon
terhadap perkembangan tuntutan global sebagai suatu upaya untuk mengadaptasikan
sistem pendidikan yang mampu mengembangkan sumber daya manusia untuk memenuhi
tuntutan zaman yang sedang berkembang. Melalui reformasi pendidikan, pendidikan
harus berwawasan masa depan yang memberikan jaminan bagi perwujudan hak-hak
azasi manusia untuk mengembangkan seluruh potensi dan prestasinya secara
optimal guna kesejahteraan hidup di masa depan.
B.
Permasalahan Pokok Pendidikan
1)
Masalah pemerataan
pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah
persoalan bagaimana pendidikan sistem dapat menyediakan kesempatan yang seluas
- luasnya kepada seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga
pendidikan itu menjadi wahana bagi pembangunan sumber daya manusia untuk
menunjang pembangunan.Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak
warga negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat di tampunga di dalam
sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilitas pendidikan yang
tersedia
Masalah pemerataan memperoleh pendidikan dipandang penting anak-anak usia
sekolah memperoleh kesempatan berajar pada SD, maka mereka memilki bekal dasar
berupa kemampuan membaca, menulis, dan berhitung sehingga mereka dapat
mengikuti perkembangan zaman dan
tidak menjadi penghambat dari pada pembangunan.
OIeh karena itu, dengan melihat tujuan yang terkandung di dalam upaya
pemerataan pendidikan tersebut yaitu menyiapkan masyarakat untuk menyiapkan
masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam pembangunan" maka setelah
pelaksanaan upaya pemerataan pendidikan terpenuhi, mulai diperhatikan juga
upaya pemerataan mutu pendidikan. Hal ini akan dibicarakan pada butir tentang
masalah mutu pendidika
Pemecahan Masalah Pemerataan PendidikanØ
Banyak macam pemecahan rnasalah yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pemerataan pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, langkah-langkah ditempuh melalui cara konvensional dan cara inovatif.
Banyak macam pemecahan rnasalah yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pemerataan pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, langkah-langkah ditempuh melalui cara konvensional dan cara inovatif.
Cara
konvensional antara lain:
a) Membangun gedung sekolah seperti SD Inpres dan atau ruangan belajar.
b) Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan sore)
a) Membangun gedung sekolah seperti SD Inpres dan atau ruangan belajar.
b) Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan sore)
Cara inovatif antara lain:
1.
Sistem pamong (pendidikan oreh masyarakat, orang tua,
dan guru) atau Inpacts system (Instructionar Management by parent, community
and, teacher). sistem tersebut dirintis di solo dan didiseminasikan ke beberapa
provinsi.
2.
SD kecil pada daerah terpencil.
3.
Sistem Guru Kunjung.
4.
SMP Terbuka (ISOSA _ In School Out off School
Approach),
5.
Kejar Paket A dan B.
6.
Belajar Jarak Jauh, seperti Universitas Terbuka.
2)
Masalah Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan belum mencapai taraf
seperti yang diharapkan. Penetapan mutu hasil pendidikan pertama dilakukan oleh
lembaga penghasil sebagai produsen tenaga terhadap calon luaran, dengan sistem
sertifikasi. Selanjutnya jika luaran rersebut terjun ke lapangan kerja
penilaian dilakukan oleh lembaga pemakai sebagai konsumen tenaga dengan sistem
tes unjuk kerja(performance test)
Jadi mutu pendidikan pada akhirnya dilihat pada kualitas keluarannya. Jika
tujuan pendidikan nasional dijadikan kriteria, maka pertanyaannya adalah:
Apakah keluaran dari suatu sistem pendidikan menjadikan pribadi yang bertakwa,
mandiri dan berkarya, anggota masyarakat yang social dan bertanggung jawab,
warganegara yang cinta kepada tanah air dan memiliki rasa kesetiakawanan
sosial.
Meskipun disadari bahwa pada hakikatnya produk dengan ciri-ciri seperti itu
tidak semata-rnata hasii dari sistem pendidikan sendiri. Tetapi jika terhadap
produk seperti itu system pendidikan dianggap rnempunyai andil yang cukup, yang
tetap menjadi persoalan ialah bahw& eara pengukuran mutu produk tersebut
tidak mudah. Berhubung dengan sulitnya pengukuran terhadap produk tersebut maka
jika orang berbicara tentang rnutu pendidikan, umumnya hanya mengasosiasikan
dengan hasil belajar yang dikenal sebagai hasil EBTA' Ebtanas, atau trasil
Sipenmaru, UMPTN (yang biasa disebut instructional effect), karena ini yang
rnudah diukur. Hasil EBTA dan lain-lain tersebut itu dipandang sebagai gambaran
tentang hasil pendidikan.
Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil
belajar yang bermutu. Jika terjadi belajar yang ridak optimal menghasilkan skor
hasil ujian.yang baik maka hamper dapat dipastikan bahwa hasil belajar tersebut
adalah semu' Ini berarti bahwa pokok permasalahan mutu pendidikan lebih
terletak pada masalah pemrosesan pendidikan.
Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemeraraan mutu, Di dalam Tap
MPR RI 1988 tentang GBHN dinyarakan bahwa titik berat pembangunan pendidikan
diletakkan pada peningkaran mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan, dan dalam
rangka peningkatan mutu pendidikan khususnya untuk memacu penguasaan iimu
pengetahuan dan teknologi perlu lebih disempurnakan dan ditingkatkan pengajaran
ilmu pengetahuan alam dan matematika. (Bp-7 pusat. l9g9: 6g.) umumnya kondisi
mutu pendidikan. di seluruh tanah air menunjukkan bahwa di daerah pedesaan
utamanya di daerah terpencil lebih rendah daripada di daerah perkotaan.
Pemecahan Masalah Mutu PendidikanØ
pada dasarnya pemecahan masarah mutu pendidikarl bersasaran pada perbaikan kualitas komponen pendidikan (utamanya komponen rnasukan mentah untuk jenjang pendidikan menengah dan tinggi, dan komponen masukan instrumental) serta mobilitas komponen - komponen tersebut.
pada dasarnya pemecahan masarah mutu pendidikarl bersasaran pada perbaikan kualitas komponen pendidikan (utamanya komponen rnasukan mentah untuk jenjang pendidikan menengah dan tinggi, dan komponen masukan instrumental) serta mobilitas komponen - komponen tersebut.
upaya pemecahan masalah mutu pendidikan daram garis besarnya meliputi
hal-hal yang bersifat fisik dan perangkat lunak, personalia, dan manajemen
sebagai berikut:
1. seleksi yang
lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnya untuk SLTA dan PT.
2. Pengembangan
kemampuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut, misalnya berupa pelatihan,
penataran, seminar, kegiatan – kegiatan kelompok studi seperti PKG dan lain –
lain.
3. Penyempurnaan
kurikurum, misalnya dengan memberi materi yang lebih esensial dan mengandung
,muatan lokal, metode yang menantang dan mengairahkan berajar, dan melaksanakan
evaluasi yang beracuan, PAP.
4. Pengembangan
prasarana yang menciptakan lingkungan yang tentram untuk belajar.
5. Penyempumaan
sarana berajar seperti buku paket, media pembelajaran dan peralatan laboratorium.
6. Peningkatan
administrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran.
7. Kegiatan
pengendalian mutu yang berupa kegiatan – kegiatan :
·
Laporan penyelenggaraan pendidikan oleh semua lembaga
pendidikan.
·
Supervisi dan Monitoring pendidikan dan penilik dan
pengawas.
·
Sistem ujian nasional / Negara seperti Ebtanas,
Sipenmaru / UMPTN.
·
Akreditasi terhadap lembaga pendidikan untuk
menetapkan status suatu lembaga.
·
Masalah efisiensi Pendidikan
Masaah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana
suatu system pendidikan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai
tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan
efisiennya tinggi. Jika terjadi yang sebaliknya, efisiensi tensinya berartl
rendah.
Beberapa
masalah efisiensi pendidikan yang penting ialah :
a. Bagaimana tenaga kependidikan difungsikan.
b. Bagaimana sarana dan prasarana kependidikan difungsikan.
c. Bagaimana pendidikan diselenggarakan.
d. Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga.
a. Bagaimana tenaga kependidikan difungsikan.
b. Bagaimana sarana dan prasarana kependidikan difungsikan.
c. Bagaimana pendidikan diselenggarakan.
d. Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga.
Masalah ini meliputi pengangkatan, penempatan, dan
pengembangan tenaga.
Masalah pengangkatan terletak pada kesenjangan antara stok tenaga yang tersedia dengan jatah pengangkatan yang sangat terbatas.
Masalah pengangkatan terletak pada kesenjangan antara stok tenaga yang tersedia dengan jatah pengangkatan yang sangat terbatas.
Masalah penempatan guru, khususnya guru bidang
penempatan studi, sering mengalami kepincangan, tidak disesuaikan dengan
kebutuhan di lapangan.
Masalah pengembangan tenaga kependidikan di lapangan
biasanya terlambat, khususnya pada saat menyongsong hadirnya kurikulum baru.
setiap pembaruan kurikulum menuntut adanya penyesuaian dari para pelaksana di
lapangan.
3. Masalah
Efisiensi dalam penggunaan Prasarana dan Saran
Penggunaan prasarana dan sarana pendidikan yang tidak
efisien bisa terjadi antara lain sebagai akibat kurang matangnya perencanaan
dan sering juga karena perubahan kurikulum.
4. Masalah
Relevansi Pendidikan
Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana
system pendidikan dapat menghasilkan iuran yang sesuai dengan kebutuhan
pembangunan, yaitu masalah – masalah yang digambarkan dalam rumusan tujuan
pendidikan nasional.
Luaran pendidikan diharapkan dapat mengisih semua
sector pembangunan yang beraneka ragam seperti sector produksi, sector jasa,
dan lain – lain.
Sebenarnya criteria relevansi seperti dinyatakan
tersebut cukup ideal jika dikaitkan dengan kondisi system pendidikan pada
umumnya dan gambaran tentang kerjaan yang ada antara lain sebagai berikut :
·
Status lembaga pendidikan sendiri masih bermacam –
macam kualitasnya.
·
Sistem pendidikan tidak pernah menghasilkan iuran siap
pakai. Yang ada ialah sikap kembang
·
Peta kebutuhan tenaga kerja dengan persyaratan yang
dapat digunakan sebagai pedoman oleh lembaga – lembaga pendidikan untuk
menyusun programnya tidak tersedia.
Dari keempat macam masalah pendidikan tersebut masing
– masing dikatakan teratasi jika pendidikan :
·
Dapat rnenyediakan kesempatan pemerataan belajar,
artinya: Semua warga negara yang butuh pendidikan dapat ditampung dalam suatu
satuan pendidikan.
·
Dapat rnencapai hasil yang bermutu, artinya:
Perencanaan, pemrosesan pendidikan dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan
yang telah dirumuskan.
·
Dapat terlaksana secara efisien, artinya: Pemrosesan
pendidikan sesuai dengan rancangan dan tujuan yang ditulis dalam rancangan.
·
Produknya yang bermutu tersebut relevan, artinya:
Hasil pendidikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan.
C. Kaitan antara Masalah-Masalah Pendidikan.
Pada dasamya pernbangunan di bidang pendidikan tentu
menginginkan tercapainya pemerataan pendidikan dan pendidikan yang berrnutu
sekaligus.
Didalam sejarah terbukti bahwa belum ada suatu Negara
yang dari sejarah berdirinya mampu melaksanakan dan memenuhi keinginan seperti
itu.
Ada dua factor yang dapat dikemukakan sebagai penyebab
mengapa pendidikan bermutu belum dapat diusahakan pada saat demikian.
Pertama, Gerakan perluasan pendidikan untuk melayani
pemerataan kesempatan pendidikan bagi rakyat banyak memerlukan penghimpunan dan
pengerahan dana daya.
Kedua, Kondisi satuan – satuan pendidikan pada saat
demikian mempersulit upaya peningkatan mutu karena jumlah murid dalam kelas
terlalu banyak, pengerahan tenaga pendidikan yang kurang kompeten, kurikulum
yang belum mantap, sarana yang tidak memadai, dan seterusnya.
Meskipun demikian pemerataan pendidikan tidak dapat
diabaikan karena upaya tersebut, terutama pada saat-saat suatu bangsa sedang mulai
membangun mempunyai tujuan ganda, yaitu di samping tujuan politis
(memenuhi persamaan hak bagi rakyat banyak) juga tujuan pembangunan,
yaitu memberikan bekal dasar kepada warga negara agar dapat menerima informasi
dan memiliki pengetahuan dasar untuk inengembangkan diri sehingga dapat
berpartisipasi daiam pembangunan.
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Berkembangnya masalah Pendidikan.
Faktor – faktor yang
mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, yaitu :
1.
Perkembangan iptek dan seni
2.
Laju pertumbuhan penduduk
3.
Aspirasi Masyarakat
4.
Keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan.
1.
Perkembangan lptek dan Seni
• Perkembangan iptek
• Perkembangan iptek
Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dengan iptek (ilmu
pengetahuan dan teknologi). Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara
sistem dan terorganisasi mengenai alam semesta, dan teknologi adalah penerapan
yang direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup
rnasyarakat.
• Perkembangan Seni
• Perkembangan Seni
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun
kelompok yang rnenghasilkan sesuatu yang indah.
Berkesenian menjadi kebutuhan hidup manusia. Melalui kesenian manusia
Liapat menyalurkan dorongan berkreasi (mencipta) yang bersifat orisinil (bukan
tiruan) dan dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan. Seni membutuhkan
pengembangan.
2. Laju Pertumbuhan Penduduk
Masalah
kependudukan dan kependidikan bersumber pada dua hal, yaitu :
a. Pertambahan penduduk, dan
b. Penyebaran penduduk.
a. Pertambahan penduduk, dan
b. Penyebaran penduduk.
Gambaran pertambahan penduduk adalah sebagai berikut :
Dari skarang hingga abad XXI, terus menerus bahan pendudukan akan terjadi
pertambahan jumlah penduduk meskipun gerakan KB berhasil.
Tabel Perkiraan
jumlah penduduk Menurut Bank Dunia Tahun 1986
Pertengahan Abad XXI
Pertengahan Abad XXI
Tahun
|
1986
|
1990
|
2000
|
2050
|
Penduduk
(juta)
|
166
|
178
|
207
|
355
|
Pertambahan penduduk yang dibarengi dengan meningkatnya usia rata-rata dan
penurunan angka kematian, rnengakibatkan berubahnya struktur kependudukan,
yaitu proporsi penduduk usia sekolah dasar .menurun, sedangkan proporsi
penduduk usia sekolah lanjutan, angkatan kerja dan penduduk usia tua meningkat
berkat kemajuan bidang gizi dan Kesehatan.
·
Penyebaran Penduduk
Penyebaran
penduduk di seluruh pelosok tanah air tidak merata Ada daerah yang padat
penduduk, terutama di kota-kota besardan daerah yang penduduknya jarang yaitu
di daerah pedalaman khususnya di daerah tirpencil yang berlokasi dipegunungan
dan di pulau-pulau.
3. Aspirasi Masyarakat
3. Aspirasi Masyarakat
Dalam dua dasa warsa terakhir ini. aspirasl masyasyarakat dalam banyak hal
meningkat khususnya aspirasi terhadap pendidikan hidup yang sehat
aspirasi terhadap pekerjaan, kesemuanya ini mempengaruhi peningkatan aspirasi
terhadap pendidikan. Orang mulai melihat bahwa untuk dapat hidup yang lebih
layak dan sehat haruss ada pekerjaan tetap yang menopang, dan pendidikan
memberi jaminan untuk memperoleh
pekerjaan yang layak dan menetap itu. Pendidikan dianggap memberikan
jaminan bagi peningkatan taraf hidup dan pendakian ditangga sosial.
Sebagai akibat dari meningkatnya aspirasi terhadap pendidikan maka orang tua
mendorong anaknya untuk bersekolah, agar nantinya anak – anaknya memperoleh
pekerjaan yang lebih baik daripada orang tuanya sendiri. Dorongan yang kuat ini
juga terdapat pada anak-anak sendiri.
Beberapa hal yang tidak dikehendaki antara lain ialah seleksi penerimaan
siswa pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan menjadi kurang objektif,
jumlah murid dan siswa perkelas melebihi yang semestinya, jumlah kelas setiap
sekolah membengkak, diada kannya kesempatan belajar bergilir pagi dan sore
dengan pengurangan .jam belajar, kekurangan -sarana belajar, kekurangan guru,
dan seterusnya. Dampak langsung dan tidak langsung dari kondisi .sebagai, mana
digambarkianitu ialah terjadinya penurunan kaidar efektifitas dengan kata lain,
massalisasi pendidikan menghambat upaya pemecahan masalah mutu pendidikan.
Massalisasi pendidikan ibarat peru-. sahaan konveksi pakaian yang hanya
melayani tiga macam ukuran (large, medium, dan, small). Kebutuhan individual
yang khusus tidak terlayani.
4. Keterbelakangan Budaya dan Sarana Kehidupan
4. Keterbelakangan Budaya dan Sarana Kehidupan
Keterbelakangan budaya adalah suatu istilah yang diberikan oleh
sekelompok masyarakat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya. Bagi rnasyarakat pendukung budaya, kebudayaannya pasti dipandang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik. Terlepas dan kenyataan apakah kebudayaannya tersebut tradisional atau sudah ketinggalan zaman. Karena itu penilaian dari masyarakat luar itu dianggap subjektif maupun dari dalam lingkungan rnasyarakat-sendiri. Kebudayaan baru itu baik yang bersifat material seperti peralatan-peralatan pertanian, rumah tangga, transportasi, telekomunikasi, dan yang bersifat nonmaterial seperti paham atau konsep baru tentang keluarga berencana, budaya menabung, penghargaan terhadap waktu dan lain-iain. Keterbelakangan budaya terjadi karena :
sekelompok masyarakat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya. Bagi rnasyarakat pendukung budaya, kebudayaannya pasti dipandang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik. Terlepas dan kenyataan apakah kebudayaannya tersebut tradisional atau sudah ketinggalan zaman. Karena itu penilaian dari masyarakat luar itu dianggap subjektif maupun dari dalam lingkungan rnasyarakat-sendiri. Kebudayaan baru itu baik yang bersifat material seperti peralatan-peralatan pertanian, rumah tangga, transportasi, telekomunikasi, dan yang bersifat nonmaterial seperti paham atau konsep baru tentang keluarga berencana, budaya menabung, penghargaan terhadap waktu dan lain-iain. Keterbelakangan budaya terjadi karena :
·
Letak geografis tempat tinggal suatu masyarakat
(missal terpencil).
·
Penolakan masyarakat terhadap datangnya unsure budaya
baru karena tidak dipahami atau karena dikhawatirkan akan merusak sendi
masyarakat.
·
Ketidak mampuan masyarakat secara ekonomis menyangkut
unsure kebudayaan tersebut.
Sehubungan dengan factor penyebab terjadinya keterbelakangan budaya umumnya
dialami oleh :
·
Masyarakat daerah terpencil.
·
Masyarakat yang tidak mampu secara ekonomis
·
Masyarakat yang kurang terdidik
·
Permasalahan aktual Pendidikan dan Penaggulangannya.
E. Permasalahan Aktual Pendidikan di
Indonesia
Pendidikan selalu menghadapi masalah, karena selalu terdapat kesenjangan
antara apa yang diharapkan dengan hasil vang dapat dicapai dari proses
pendidikan. Permasalahan aktual berupa kesenjangan - kesenjangan yang pada saat
ini kita hadapi dan terasa mendesak untuk ditanggulangi.
Beberapa masarah aktual pendidikan yang akan dikemukakan meliputi
masalah-rnasalah keutuhan pencapaian sasaran, kurikulum, peranan guru,
pendidikan dasar 9 tahun, dan pendayagunaan teknologi pendidikan.
Masalah aktual tersebut ada yang mengenai konsep dan ada yang mengenai
pelaksanaanya. Misalnya munculnya kurikulum baru adalah masalah konsep.
Berikut ini masalah aktual tersebut akan dibahas
satu persatu.
1.
Masalah Keutuhan Pencapaian
Sasaran
Di dalam
undang-undang Nornor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II
Pasal 4 telah dinyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional ialah mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya.
Banyak
hambatan yang harus dihadapi dalam pelaksanaan system pendidikan antara lain :
·
kurikulum sudah terlalu sarat.
·
Pendidikan afektif sulit diprogramkan secara eksplisit
karena dianggap
menjadi bagian dari kurikulum tersembunyi (hiden
curriculum) yang keterlaksanaannya sangat tergantung kepada kemahiran dan
pengalaman guru.
·
Pencapaian hasil pendidikan afektif rnemakan waktu,
sehingga memerlukan ketekunan dan kesabaran pendidik.
·
Menilai hasil pendidikan afektif tidak mudah. Bahkan
kalau mau berhasil, juga membutuhkan biaya. Misal, jika PR ingin berdaya
mendidik (ketekunan, kepercayaan diri, kejujuran kedisiplinan) maka harus
diperiksa dengan saksama oleh guru dan hasilnya dikembalikan kepada siswa untuk
dibicarakan Untuk itu perlu ada insentif bagi guru.
2.
Masalah Kurikulum
Pada bagian ini akan dibahas masalah aktual mengenai kurikulum Masalah
kurikulum meliputi masalah konsep dan masalah pelaksanaannya. Yang menjadi
sumber masalah ini bagaimana system pendidikan dapat mernbekali peserta
didik untuk terjun kelapangan kerja (bagi yang tidak melanjutkan sekolah) dan
memberikan bekal dasar yang kuat untuk ke perguruan tinggi (bagi mereka yang
ingin lanjut).
3.
Masalah Peranan Guru
Konsep-konsep
baru lahir sebagai cerminan humanisme yang memberikan arah baru pada
pendidikan. sejalan dengan itu perkembangan iptek yang pesat menyumbangkan cara
– cara baru yang lebih mantap terhadap pemecahan masalah pendidikan.
dalam realisasinya dipandu oleh kurikulum yang telah disempurnakan.
sejalan dengan itu maka guru sebagai suatu komponen system pendidikan juga
harus berubah.
4. Masalah pendidikan 9 tahun
4. Masalah pendidikan 9 tahun
Keberadaan
pendidikan 9 tahun mempunyai landasan yang kuat. UU RI No 2 tahun 1989 Pasal 6
menyatakan tentang hak warga Negara untuk mengikuti pendidikan sekurang –
kurangnya tamat pendidikan dasar. Kemudian PP nomor 28 tahun 1990 tentang
pendidikan dasar, pasal 2 menyatakan bahwa pendidikan dasar merupakan
pendidikan 9 tahun terdiri atas program pendidikan 6 tahun di SD dan program
pendidikan 3 tahun di SLTP, pasal 3 memuat tujun pendidikan dasar yaitu
memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan
kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga Negara, dan anggota umat
manusia, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.
Dalam
pelaksanaan pendidikan dasar 9 tahun, lebih – lebih pada tahap awal sudah pasti
banyak hambatannya, hambatan tersebut ialah :
·
Realisasi pendidikan dasar yang diatur PP Nomor 28
Tahun 1989 masih harus dicarikan titik temunya dengan PP Nomor 65 Tahun 1951
yang mengatur sekolah dasar sebagai bagian dari pendidikan dasar, karena PP
tersebut belum dicabut.
·
Kurikulum yang belum siap.
·
Pada masa transisi para pelaksana pendidikan di
lapangan perlu disiapkan melalui bimbingan – bimbinga, penyuluhan, penataran
dan lain – lain.
F. Upaya Penanggulangan
Beberapa upaya yang perlu dilakukan untuk menanggulangi masalah - masalah
actual antara lain sebagai berikut :
1.
Pendidikan afektif perlu ditingkatkan secara
terprogram tidak cukup
2.
berlangsung hanya secara insidental.
3. Pelaksanaan
ko dan ekstrakurikuier dikerjakan dengan penuh kesungguhan dan hasilnya
diperhitungkan dalam menetapkan nilai akhir ataupun pelulusan.
4. Pemilihan
siswa atas kelompok yang akan melanjutkan belajar ke perguruan tinggi dengan
yang akan terjun kemasyarakat merupakan hal yang prinsip karena pada dasarnya
tidak semua siswa secara potensial mampu belajar di pergutuan tinggi.
5. Pendidikan
tenaga kependidikan perlu diberi perhatian khusus.
6. Untuk
pelaksanaan pendidikan dasar 9 tahun apalagi jika dikaitkan dengan gerakan
wajib belajar, perlu diadakan penilitian secara meluas pada masyarakat untuk
menemukan faktor penunjang dan utamanya factor penghambatnya.
ü Kesimpulan
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan ditanah air kita dewasa ini, yaitu:
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan ditanah air kita dewasa ini, yaitu:
· Bagaimana
semua warga negara dapat menikmati kesempatan pendidikan
· Bagaimana
pendidikan dapat membekari peserta didik dengan
Empat masalah pokok pendidikan yang telah menjadi kesepakatan
nasional yang perlu diprioritaskan penanggulangannya, ialah:
1.
Masalah pemerataan pendidikan.
2.
Masalah mutu
pendidikan.
3.
Masalah efisiensi pendidikan.
4. Masalah
relevansi pendidikan.
Faktor – faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, yaitu:
Faktor – faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, yaitu:
1. Perkembangan
iptek dan seni
2. Laju
pertumbuhan penduduk
3. Aspirasi Masyarakat
4. Keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan.
Permasalahan
aktual Pendidikan
1.
Masalah keutuhan pencapaian sasaran
2.
Masalah kurikulum
3.
Masalah peranan
guru
4.
Masalah pendidikan dasar 9 tahun
Upaya
Penanggulangan permasalahan aktual pendidikan:
·
Pendidikan afektif perlu ditingkatkan
·
Pelaksanaan Ko dan ekstrakulikuler dikerjakandengan
penuh kesungguhan dan hasilnya diperhitungkan dalam menetapkan nilai akhir
ataupu pelulusan.
·
Pemilihan siswa atas kelompok yang akan melanjutkan ke
perguruan tinggi.
·
Pendidikan tenaga kependidikan perlu diberikan
perhatian khusus
ü Saran
Semoga dengan adanya makalah ini kita bisa mengatasi
masalah-masalah pendidikan di negara kita tercinta ini, dan pendidikan di
Indonesia bisa lebih maju lagi dan bisa bersaing dengan pendidikan di luar
negri.
Dan dengan pendidikan yang maju dan berkualitas bisa
menghasilkan masyarakatyang berkualitas pula dan bisa memajukan bangsa
n sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi
penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Reformasi pendidikan merupakan respon
terhadap perkembangan tuntutan global sebagai suatu upaya untuk mengadaptasikan
sistem pendidikan yang mampu mengembangkan sumber daya manusia untuk memenuhi
tuntutan zaman yang sedang berkembang. Melalui reformasi pendidikan, pendidikan
harus berwawasan masa depan yang memberikan jaminan bagi perwujudan hak-hak
azasi manusia untuk mengembangkan seluruh potensi dan prestasinya secara
optimal guna kesejahteraan hidup di masa depan.
B.
Permasalahan Pokok Pendidikan
1)
Masalah pemerataan
pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah
persoalan bagaimana pendidikan sistem dapat menyediakan kesempatan yang seluas
- luasnya kepada seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga
pendidikan itu menjadi wahana bagi pembangunan sumber daya manusia untuk
menunjang pembangunan.Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak
warga negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat di tampunga di dalam
sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilitas pendidikan yang
tersedia
Masalah pemerataan memperoleh pendidikan dipandang penting anak-anak usia
sekolah memperoleh kesempatan berajar pada SD, maka mereka memilki bekal dasar
berupa kemampuan membaca, menulis, dan berhitung sehingga mereka dapat
mengikuti perkembangan zaman dan
tidak menjadi penghambat dari pada pembangunan.
OIeh karena itu, dengan melihat tujuan yang terkandung di dalam upaya
pemerataan pendidikan tersebut yaitu menyiapkan masyarakat untuk menyiapkan
masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam pembangunan" maka setelah
pelaksanaan upaya pemerataan pendidikan terpenuhi, mulai diperhatikan juga
upaya pemerataan mutu pendidikan. Hal ini akan dibicarakan pada butir tentang
masalah mutu pendidika
Pemecahan Masalah Pemerataan PendidikanØ
Banyak macam pemecahan rnasalah yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pemerataan pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, langkah-langkah ditempuh melalui cara konvensional dan cara inovatif.
Banyak macam pemecahan rnasalah yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pemerataan pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, langkah-langkah ditempuh melalui cara konvensional dan cara inovatif.
Cara
konvensional antara lain:
a) Membangun gedung sekolah seperti SD Inpres dan atau ruangan belajar.
b) Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan sore)
a) Membangun gedung sekolah seperti SD Inpres dan atau ruangan belajar.
b) Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan sore)
Cara inovatif antara lain:
1.
Sistem pamong (pendidikan oreh masyarakat, orang tua,
dan guru) atau Inpacts system (Instructionar Management by parent, community
and, teacher). sistem tersebut dirintis di solo dan didiseminasikan ke beberapa
provinsi.
2.
SD kecil pada daerah terpencil.
3.
Sistem Guru Kunjung.
4.
SMP Terbuka (ISOSA _ In School Out off School
Approach),
5.
Kejar Paket A dan B.
6.
Belajar Jarak Jauh, seperti Universitas Terbuka.
2)
Masalah Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan belum mencapai taraf
seperti yang diharapkan. Penetapan mutu hasil pendidikan pertama dilakukan oleh
lembaga penghasil sebagai produsen tenaga terhadap calon luaran, dengan sistem
sertifikasi. Selanjutnya jika luaran rersebut terjun ke lapangan kerja
penilaian dilakukan oleh lembaga pemakai sebagai konsumen tenaga dengan sistem
tes unjuk kerja(performance test)
Jadi mutu pendidikan pada akhirnya dilihat pada kualitas keluarannya. Jika
tujuan pendidikan nasional dijadikan kriteria, maka pertanyaannya adalah:
Apakah keluaran dari suatu sistem pendidikan menjadikan pribadi yang bertakwa,
mandiri dan berkarya, anggota masyarakat yang social dan bertanggung jawab,
warganegara yang cinta kepada tanah air dan memiliki rasa kesetiakawanan
sosial.
Meskipun disadari bahwa pada hakikatnya produk dengan ciri-ciri seperti itu
tidak semata-rnata hasii dari sistem pendidikan sendiri. Tetapi jika terhadap
produk seperti itu system pendidikan dianggap rnempunyai andil yang cukup, yang
tetap menjadi persoalan ialah bahw& eara pengukuran mutu produk tersebut
tidak mudah. Berhubung dengan sulitnya pengukuran terhadap produk tersebut maka
jika orang berbicara tentang rnutu pendidikan, umumnya hanya mengasosiasikan
dengan hasil belajar yang dikenal sebagai hasil EBTA' Ebtanas, atau trasil
Sipenmaru, UMPTN (yang biasa disebut instructional effect), karena ini yang
rnudah diukur. Hasil EBTA dan lain-lain tersebut itu dipandang sebagai gambaran
tentang hasil pendidikan.
Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil
belajar yang bermutu. Jika terjadi belajar yang ridak optimal menghasilkan skor
hasil ujian.yang baik maka hamper dapat dipastikan bahwa hasil belajar tersebut
adalah semu' Ini berarti bahwa pokok permasalahan mutu pendidikan lebih
terletak pada masalah pemrosesan pendidikan.
Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemeraraan mutu, Di dalam Tap
MPR RI 1988 tentang GBHN dinyarakan bahwa titik berat pembangunan pendidikan
diletakkan pada peningkaran mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan, dan dalam
rangka peningkatan mutu pendidikan khususnya untuk memacu penguasaan iimu
pengetahuan dan teknologi perlu lebih disempurnakan dan ditingkatkan pengajaran
ilmu pengetahuan alam dan matematika. (Bp-7 pusat. l9g9: 6g.) umumnya kondisi
mutu pendidikan. di seluruh tanah air menunjukkan bahwa di daerah pedesaan
utamanya di daerah terpencil lebih rendah daripada di daerah perkotaan.
Pemecahan Masalah Mutu PendidikanØ
pada dasarnya pemecahan masarah mutu pendidikarl bersasaran pada perbaikan kualitas komponen pendidikan (utamanya komponen rnasukan mentah untuk jenjang pendidikan menengah dan tinggi, dan komponen masukan instrumental) serta mobilitas komponen - komponen tersebut.
pada dasarnya pemecahan masarah mutu pendidikarl bersasaran pada perbaikan kualitas komponen pendidikan (utamanya komponen rnasukan mentah untuk jenjang pendidikan menengah dan tinggi, dan komponen masukan instrumental) serta mobilitas komponen - komponen tersebut.
upaya pemecahan masalah mutu pendidikan daram garis besarnya meliputi
hal-hal yang bersifat fisik dan perangkat lunak, personalia, dan manajemen
sebagai berikut:
1. seleksi yang
lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnya untuk SLTA dan PT.
2. Pengembangan
kemampuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut, misalnya berupa pelatihan,
penataran, seminar, kegiatan – kegiatan kelompok studi seperti PKG dan lain –
lain.
3. Penyempurnaan
kurikurum, misalnya dengan memberi materi yang lebih esensial dan mengandung
,muatan lokal, metode yang menantang dan mengairahkan berajar, dan melaksanakan
evaluasi yang beracuan, PAP.
4. Pengembangan
prasarana yang menciptakan lingkungan yang tentram untuk belajar.
5. Penyempumaan
sarana berajar seperti buku paket, media pembelajaran dan peralatan laboratorium.
6. Peningkatan
administrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran.
7. Kegiatan
pengendalian mutu yang berupa kegiatan – kegiatan :
·
Laporan penyelenggaraan pendidikan oleh semua lembaga
pendidikan.
·
Supervisi dan Monitoring pendidikan dan penilik dan
pengawas.
·
Sistem ujian nasional / Negara seperti Ebtanas,
Sipenmaru / UMPTN.
·
Akreditasi terhadap lembaga pendidikan untuk
menetapkan status suatu lembaga.
·
Masalah efisiensi Pendidikan
Masaah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana
suatu system pendidikan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai
tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan
efisiennya tinggi. Jika terjadi yang sebaliknya, efisiensi tensinya berartl
rendah.
Beberapa
masalah efisiensi pendidikan yang penting ialah :
a. Bagaimana tenaga kependidikan difungsikan.
b. Bagaimana sarana dan prasarana kependidikan difungsikan.
c. Bagaimana pendidikan diselenggarakan.
d. Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga.
a. Bagaimana tenaga kependidikan difungsikan.
b. Bagaimana sarana dan prasarana kependidikan difungsikan.
c. Bagaimana pendidikan diselenggarakan.
d. Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga.
Masalah ini meliputi pengangkatan, penempatan, dan
pengembangan tenaga.
Masalah pengangkatan terletak pada kesenjangan antara stok tenaga yang tersedia dengan jatah pengangkatan yang sangat terbatas.
Masalah pengangkatan terletak pada kesenjangan antara stok tenaga yang tersedia dengan jatah pengangkatan yang sangat terbatas.
Masalah penempatan guru, khususnya guru bidang
penempatan studi, sering mengalami kepincangan, tidak disesuaikan dengan
kebutuhan di lapangan.
Masalah pengembangan tenaga kependidikan di lapangan
biasanya terlambat, khususnya pada saat menyongsong hadirnya kurikulum baru.
setiap pembaruan kurikulum menuntut adanya penyesuaian dari para pelaksana di
lapangan.
3. Masalah
Efisiensi dalam penggunaan Prasarana dan Saran
Penggunaan prasarana dan sarana pendidikan yang tidak
efisien bisa terjadi antara lain sebagai akibat kurang matangnya perencanaan
dan sering juga karena perubahan kurikulum.
4. Masalah
Relevansi Pendidikan
Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana
system pendidikan dapat menghasilkan iuran yang sesuai dengan kebutuhan
pembangunan, yaitu masalah – masalah yang digambarkan dalam rumusan tujuan
pendidikan nasional.
Luaran pendidikan diharapkan dapat mengisih semua
sector pembangunan yang beraneka ragam seperti sector produksi, sector jasa,
dan lain – lain.
Sebenarnya criteria relevansi seperti dinyatakan
tersebut cukup ideal jika dikaitkan dengan kondisi system pendidikan pada
umumnya dan gambaran tentang kerjaan yang ada antara lain sebagai berikut :
·
Status lembaga pendidikan sendiri masih bermacam –
macam kualitasnya.
·
Sistem pendidikan tidak pernah menghasilkan iuran siap
pakai. Yang ada ialah sikap kembang
·
Peta kebutuhan tenaga kerja dengan persyaratan yang
dapat digunakan sebagai pedoman oleh lembaga – lembaga pendidikan untuk
menyusun programnya tidak tersedia.
Dari keempat macam masalah pendidikan tersebut masing
– masing dikatakan teratasi jika pendidikan :
·
Dapat rnenyediakan kesempatan pemerataan belajar,
artinya: Semua warga negara yang butuh pendidikan dapat ditampung dalam suatu
satuan pendidikan.
·
Dapat rnencapai hasil yang bermutu, artinya:
Perencanaan, pemrosesan pendidikan dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan
yang telah dirumuskan.
·
Dapat terlaksana secara efisien, artinya: Pemrosesan
pendidikan sesuai dengan rancangan dan tujuan yang ditulis dalam rancangan.
·
Produknya yang bermutu tersebut relevan, artinya:
Hasil pendidikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan.
C. Kaitan antara Masalah-Masalah Pendidikan.
Pada dasamya pernbangunan di bidang pendidikan tentu
menginginkan tercapainya pemerataan pendidikan dan pendidikan yang berrnutu
sekaligus.
Didalam sejarah terbukti bahwa belum ada suatu Negara
yang dari sejarah berdirinya mampu melaksanakan dan memenuhi keinginan seperti
itu.
Ada dua factor yang dapat dikemukakan sebagai penyebab
mengapa pendidikan bermutu belum dapat diusahakan pada saat demikian.
Pertama, Gerakan perluasan pendidikan untuk melayani
pemerataan kesempatan pendidikan bagi rakyat banyak memerlukan penghimpunan dan
pengerahan dana daya.
Kedua, Kondisi satuan – satuan pendidikan pada saat
demikian mempersulit upaya peningkatan mutu karena jumlah murid dalam kelas
terlalu banyak, pengerahan tenaga pendidikan yang kurang kompeten, kurikulum
yang belum mantap, sarana yang tidak memadai, dan seterusnya.
Meskipun demikian pemerataan pendidikan tidak dapat
diabaikan karena upaya tersebut, terutama pada saat-saat suatu bangsa sedang mulai
membangun mempunyai tujuan ganda, yaitu di samping tujuan politis
(memenuhi persamaan hak bagi rakyat banyak) juga tujuan pembangunan,
yaitu memberikan bekal dasar kepada warga negara agar dapat menerima informasi
dan memiliki pengetahuan dasar untuk inengembangkan diri sehingga dapat
berpartisipasi daiam pembangunan.
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Berkembangnya masalah Pendidikan.
Faktor – faktor yang
mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, yaitu :
1.
Perkembangan iptek dan seni
2.
Laju pertumbuhan penduduk
3.
Aspirasi Masyarakat
4.
Keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan.
1.
Perkembangan lptek dan Seni
• Perkembangan iptek
• Perkembangan iptek
Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dengan iptek (ilmu
pengetahuan dan teknologi). Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara
sistem dan terorganisasi mengenai alam semesta, dan teknologi adalah penerapan
yang direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup
rnasyarakat.
• Perkembangan Seni
• Perkembangan Seni
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun
kelompok yang rnenghasilkan sesuatu yang indah.
Berkesenian menjadi kebutuhan hidup manusia. Melalui kesenian manusia
Liapat menyalurkan dorongan berkreasi (mencipta) yang bersifat orisinil (bukan
tiruan) dan dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan. Seni membutuhkan
pengembangan.
2. Laju Pertumbuhan Penduduk
Masalah
kependudukan dan kependidikan bersumber pada dua hal, yaitu :
a. Pertambahan penduduk, dan
b. Penyebaran penduduk.
a. Pertambahan penduduk, dan
b. Penyebaran penduduk.
Gambaran pertambahan penduduk adalah sebagai berikut :
Dari skarang hingga abad XXI, terus menerus bahan pendudukan akan terjadi
pertambahan jumlah penduduk meskipun gerakan KB berhasil.
Tabel Perkiraan
jumlah penduduk Menurut Bank Dunia Tahun 1986
Pertengahan Abad XXI
Pertengahan Abad XXI
Tahun
|
1986
|
1990
|
2000
|
2050
|
Penduduk
(juta)
|
166
|
178
|
207
|
355
|
Pertambahan penduduk yang dibarengi dengan meningkatnya usia rata-rata dan
penurunan angka kematian, rnengakibatkan berubahnya struktur kependudukan,
yaitu proporsi penduduk usia sekolah dasar .menurun, sedangkan proporsi
penduduk usia sekolah lanjutan, angkatan kerja dan penduduk usia tua meningkat
berkat kemajuan bidang gizi dan Kesehatan.
·
Penyebaran Penduduk
Penyebaran
penduduk di seluruh pelosok tanah air tidak merata Ada daerah yang padat
penduduk, terutama di kota-kota besardan daerah yang penduduknya jarang yaitu
di daerah pedalaman khususnya di daerah tirpencil yang berlokasi dipegunungan
dan di pulau-pulau.
3. Aspirasi Masyarakat
3. Aspirasi Masyarakat
Dalam dua dasa warsa terakhir ini. aspirasl masyasyarakat dalam banyak hal
meningkat khususnya aspirasi terhadap pendidikan hidup yang sehat
aspirasi terhadap pekerjaan, kesemuanya ini mempengaruhi peningkatan aspirasi
terhadap pendidikan. Orang mulai melihat bahwa untuk dapat hidup yang lebih
layak dan sehat haruss ada pekerjaan tetap yang menopang, dan pendidikan
memberi jaminan untuk memperoleh
pekerjaan yang layak dan menetap itu. Pendidikan dianggap memberikan
jaminan bagi peningkatan taraf hidup dan pendakian ditangga sosial.
Sebagai akibat dari meningkatnya aspirasi terhadap pendidikan maka orang tua
mendorong anaknya untuk bersekolah, agar nantinya anak – anaknya memperoleh
pekerjaan yang lebih baik daripada orang tuanya sendiri. Dorongan yang kuat ini
juga terdapat pada anak-anak sendiri.
Beberapa hal yang tidak dikehendaki antara lain ialah seleksi penerimaan
siswa pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan menjadi kurang objektif,
jumlah murid dan siswa perkelas melebihi yang semestinya, jumlah kelas setiap
sekolah membengkak, diada kannya kesempatan belajar bergilir pagi dan sore
dengan pengurangan .jam belajar, kekurangan -sarana belajar, kekurangan guru,
dan seterusnya. Dampak langsung dan tidak langsung dari kondisi .sebagai, mana
digambarkianitu ialah terjadinya penurunan kaidar efektifitas dengan kata lain,
massalisasi pendidikan menghambat upaya pemecahan masalah mutu pendidikan.
Massalisasi pendidikan ibarat peru-. sahaan konveksi pakaian yang hanya
melayani tiga macam ukuran (large, medium, dan, small). Kebutuhan individual
yang khusus tidak terlayani.
4. Keterbelakangan Budaya dan Sarana Kehidupan
4. Keterbelakangan Budaya dan Sarana Kehidupan
Keterbelakangan budaya adalah suatu istilah yang diberikan oleh
sekelompok masyarakat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya. Bagi rnasyarakat pendukung budaya, kebudayaannya pasti dipandang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik. Terlepas dan kenyataan apakah kebudayaannya tersebut tradisional atau sudah ketinggalan zaman. Karena itu penilaian dari masyarakat luar itu dianggap subjektif maupun dari dalam lingkungan rnasyarakat-sendiri. Kebudayaan baru itu baik yang bersifat material seperti peralatan-peralatan pertanian, rumah tangga, transportasi, telekomunikasi, dan yang bersifat nonmaterial seperti paham atau konsep baru tentang keluarga berencana, budaya menabung, penghargaan terhadap waktu dan lain-iain. Keterbelakangan budaya terjadi karena :
sekelompok masyarakat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya. Bagi rnasyarakat pendukung budaya, kebudayaannya pasti dipandang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik. Terlepas dan kenyataan apakah kebudayaannya tersebut tradisional atau sudah ketinggalan zaman. Karena itu penilaian dari masyarakat luar itu dianggap subjektif maupun dari dalam lingkungan rnasyarakat-sendiri. Kebudayaan baru itu baik yang bersifat material seperti peralatan-peralatan pertanian, rumah tangga, transportasi, telekomunikasi, dan yang bersifat nonmaterial seperti paham atau konsep baru tentang keluarga berencana, budaya menabung, penghargaan terhadap waktu dan lain-iain. Keterbelakangan budaya terjadi karena :
·
Letak geografis tempat tinggal suatu masyarakat
(missal terpencil).
·
Penolakan masyarakat terhadap datangnya unsure budaya
baru karena tidak dipahami atau karena dikhawatirkan akan merusak sendi
masyarakat.
·
Ketidak mampuan masyarakat secara ekonomis menyangkut
unsure kebudayaan tersebut.
Sehubungan dengan factor penyebab terjadinya keterbelakangan budaya umumnya
dialami oleh :
·
Masyarakat daerah terpencil.
·
Masyarakat yang tidak mampu secara ekonomis
·
Masyarakat yang kurang terdidik
·
Permasalahan aktual Pendidikan dan Penaggulangannya.
E. Permasalahan Aktual Pendidikan di
Indonesia
Pendidikan selalu menghadapi masalah, karena selalu terdapat kesenjangan
antara apa yang diharapkan dengan hasil vang dapat dicapai dari proses
pendidikan. Permasalahan aktual berupa kesenjangan - kesenjangan yang pada saat
ini kita hadapi dan terasa mendesak untuk ditanggulangi.
Beberapa masarah aktual pendidikan yang akan dikemukakan meliputi
masalah-rnasalah keutuhan pencapaian sasaran, kurikulum, peranan guru,
pendidikan dasar 9 tahun, dan pendayagunaan teknologi pendidikan.
Masalah aktual tersebut ada yang mengenai konsep dan ada yang mengenai
pelaksanaanya. Misalnya munculnya kurikulum baru adalah masalah konsep.
Berikut ini masalah aktual tersebut akan dibahas
satu persatu.
1.
Masalah Keutuhan Pencapaian
Sasaran
Di dalam
undang-undang Nornor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II
Pasal 4 telah dinyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional ialah mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya.
Banyak
hambatan yang harus dihadapi dalam pelaksanaan system pendidikan antara lain :
·
kurikulum sudah terlalu sarat.
·
Pendidikan afektif sulit diprogramkan secara eksplisit
karena dianggap
menjadi bagian dari kurikulum tersembunyi (hiden
curriculum) yang keterlaksanaannya sangat tergantung kepada kemahiran dan
pengalaman guru.
·
Pencapaian hasil pendidikan afektif rnemakan waktu,
sehingga memerlukan ketekunan dan kesabaran pendidik.
·
Menilai hasil pendidikan afektif tidak mudah. Bahkan
kalau mau berhasil, juga membutuhkan biaya. Misal, jika PR ingin berdaya
mendidik (ketekunan, kepercayaan diri, kejujuran kedisiplinan) maka harus
diperiksa dengan saksama oleh guru dan hasilnya dikembalikan kepada siswa untuk
dibicarakan Untuk itu perlu ada insentif bagi guru.
2.
Masalah Kurikulum
Pada bagian ini akan dibahas masalah aktual mengenai kurikulum Masalah
kurikulum meliputi masalah konsep dan masalah pelaksanaannya. Yang menjadi
sumber masalah ini bagaimana system pendidikan dapat mernbekali peserta
didik untuk terjun kelapangan kerja (bagi yang tidak melanjutkan sekolah) dan
memberikan bekal dasar yang kuat untuk ke perguruan tinggi (bagi mereka yang
ingin lanjut).
3.
Masalah Peranan Guru
Konsep-konsep
baru lahir sebagai cerminan humanisme yang memberikan arah baru pada
pendidikan. sejalan dengan itu perkembangan iptek yang pesat menyumbangkan cara
– cara baru yang lebih mantap terhadap pemecahan masalah pendidikan.
dalam realisasinya dipandu oleh kurikulum yang telah disempurnakan.
sejalan dengan itu maka guru sebagai suatu komponen system pendidikan juga
harus berubah.
4. Masalah pendidikan 9 tahun
4. Masalah pendidikan 9 tahun
Keberadaan
pendidikan 9 tahun mempunyai landasan yang kuat. UU RI No 2 tahun 1989 Pasal 6
menyatakan tentang hak warga Negara untuk mengikuti pendidikan sekurang –
kurangnya tamat pendidikan dasar. Kemudian PP nomor 28 tahun 1990 tentang
pendidikan dasar, pasal 2 menyatakan bahwa pendidikan dasar merupakan
pendidikan 9 tahun terdiri atas program pendidikan 6 tahun di SD dan program
pendidikan 3 tahun di SLTP, pasal 3 memuat tujun pendidikan dasar yaitu
memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan
kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga Negara, dan anggota umat
manusia, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.
Dalam
pelaksanaan pendidikan dasar 9 tahun, lebih – lebih pada tahap awal sudah pasti
banyak hambatannya, hambatan tersebut ialah :
·
Realisasi pendidikan dasar yang diatur PP Nomor 28
Tahun 1989 masih harus dicarikan titik temunya dengan PP Nomor 65 Tahun 1951
yang mengatur sekolah dasar sebagai bagian dari pendidikan dasar, karena PP
tersebut belum dicabut.
·
Kurikulum yang belum siap.
·
Pada masa transisi para pelaksana pendidikan di
lapangan perlu disiapkan melalui bimbingan – bimbinga, penyuluhan, penataran
dan lain – lain.
F. Upaya Penanggulangan
Beberapa upaya yang perlu dilakukan untuk menanggulangi masalah - masalah
actual antara lain sebagai berikut :
1.
Pendidikan afektif perlu ditingkatkan secara
terprogram tidak cukup
2.
berlangsung hanya secara insidental.
3. Pelaksanaan
ko dan ekstrakurikuier dikerjakan dengan penuh kesungguhan dan hasilnya
diperhitungkan dalam menetapkan nilai akhir ataupun pelulusan.
4. Pemilihan
siswa atas kelompok yang akan melanjutkan belajar ke perguruan tinggi dengan
yang akan terjun kemasyarakat merupakan hal yang prinsip karena pada dasarnya
tidak semua siswa secara potensial mampu belajar di pergutuan tinggi.
5. Pendidikan
tenaga kependidikan perlu diberi perhatian khusus.
6. Untuk
pelaksanaan pendidikan dasar 9 tahun apalagi jika dikaitkan dengan gerakan
wajib belajar, perlu diadakan penilitian secara meluas pada masyarakat untuk
menemukan faktor penunjang dan utamanya factor penghambatnya.
ü Kesimpulan
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan ditanah air kita dewasa ini, yaitu:
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan ditanah air kita dewasa ini, yaitu:
· Bagaimana
semua warga negara dapat menikmati kesempatan pendidikan
· Bagaimana
pendidikan dapat membekari peserta didik dengan
Empat masalah pokok pendidikan yang telah menjadi kesepakatan
nasional yang perlu diprioritaskan penanggulangannya, ialah:
1.
Masalah pemerataan pendidikan.
2.
Masalah mutu
pendidikan.
3.
Masalah efisiensi pendidikan.
4. Masalah
relevansi pendidikan.
Faktor – faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, yaitu:
Faktor – faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, yaitu:
1. Perkembangan
iptek dan seni
2. Laju
pertumbuhan penduduk
3. Aspirasi Masyarakat
4. Keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan.
Permasalahan
aktual Pendidikan
1.
Masalah keutuhan pencapaian sasaran
2.
Masalah kurikulum
3.
Masalah peranan
guru
4.
Masalah pendidikan dasar 9 tahun
Upaya
Penanggulangan permasalahan aktual pendidikan:
·
Pendidikan afektif perlu ditingkatkan
·
Pelaksanaan Ko dan ekstrakulikuler dikerjakandengan
penuh kesungguhan dan hasilnya diperhitungkan dalam menetapkan nilai akhir
ataupu pelulusan.
·
Pemilihan siswa atas kelompok yang akan melanjutkan ke
perguruan tinggi.
·
Pendidikan tenaga kependidikan perlu diberikan
perhatian khusus
ü Saran
Semoga dengan adanya makalah ini kita bisa mengatasi
masalah-masalah pendidikan di negara kita tercinta ini, dan pendidikan di
Indonesia bisa lebih maju lagi dan bisa bersaing dengan pendidikan di luar
negri.
Dan dengan pendidikan yang maju dan berkualitas bisa
menghasilkan masyarakatyang berkualitas pula dan bisa memajukan bangsa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar